Senin, 15 Oktober 2012

08. Pemberi Harapan Palsu


          Bulan Ramadhan yang penuh berkah pun selesai, kegiatan PKL-ku pun sudah selesai. Beberapa hari setelah lebaran, di suatu malam, entah mengapa tiba-tiba aku teringat lagi pada Gyo. Malam itu, setelah pulang kuliah, aku menyempatkan diri untuk mampir ke warnet di daerah sekitar belakang Bekasi Cyber Park terlebih dahulu. Sesampainya di sana, aku buka website forum VPQST, dan sejurus kemudian aku terkejut. Ternyata Gyo sudah membalas komentarku di thread GJUI 2011 itu. Hatiku senang sekali karena harapanku terkabul. Dari tanggal yang tertera, terlihat bahwa ia baru membalasnya tepat dua minggu yang lalu. Di komentarnya tersebut, ia menjawab bahwa foto-foto sudah di-upload di Facebook-nya, tetapi tidak semuanya. Selain itu, tidak lupa ia memberikan alamat Facebook-nya juga. Aku membalas komentarnya dengan ucapan terima kasih. Lalu, tanpa pikir panjang, aku langsung membuka profil Facebook-nya. Akunnya bernama You dengan Ashita Jung sebagai nama alternatifnya. Aku jadi bingung, siapa nama ia sebenarnya. Apakah Gyo, You, atau Ashita Jung? Namun, kemudian aku tidak terlalu memikirkan siapa nama ia yang sebenarnya. Aku putuskan untuk memanggil ia dengan nama “You” saja. Tanpa membuang waktu, aku langsung mengecek album-album fotonya. Aku perhatikan foto-fotonya dengan seksama. Tidak salah lagi, ia adalah wanita yang memfotoku saat di GJUI 2011 waktu itu. Kulihat lagi senyuman kecilnya itu, walau kini hanya di sebuah foto. Ia terlihat cantik, sama seperti saat itu, saat ia memberikan sehelai flyer kepadaku.

          Usai melihat  foto dirinya, aku menemukan album foto bernama “GJUI 2011” di akun Facebook-nya. Inilah album yang aku cari, pikirku. Dengan bersemangat, aku membuka dan lalu mengecek keseluruhan isi album tersebut. Aku sudah  tidak sabar ingin segera melihat fotoku bersama dengan Anji di GJUI 2011. Foto demi foto aku lihat, tetapi aku tidak menemukan foto kami di sana. Kemudian, aku coba cek sekali lagi, barangkali aku kurang teliti mengeceknya. Namun, hasilnya tetap sama saja. Nihil. Aku kecewa, sangat kecewa. Aku bertanya-tanya dalam hati mengenai alasan mengapa foto kami tidak di-upload olehnya. Apakah karena kami tidak/kurang tampan atau karena kami tidak/kurang keren? Ataukah, ada alasan lain? Aku ingin bertanya kepada You perihal foto kami itu, tapi aku malu mengatakannya. Aku malu karena saat itu juga, aku merasa bahwa aku dan Anji bukanlah merupakan fans V.P.Q yang  layak untuk di-upload fotonya. Mungkin foto kami dianggap tidak pantas untuk disimpan di albumnya dan diperlihatkan kepada publik. Perasaan kecewa, malu, rendah diri, kesal, sedih, semuanya bercampur aduk di dalam kepalaku.

Jumat, 05 Oktober 2012

07. Harapan dan Keputusasaan


          Beberapa minggu aku lewati setelah GJUI berlangsung. Suatu malam, aku membuka tasku dan tidak sengaja mengambil flyer VPQST di dalamnya. Aku baca sekali lagi flyer VPQST itu dan kemudian teringat pada rencanaku untuk mencari tahu siapa wanita yang memfotoku saat di GJUI waktu itu melalui grup VPQST di Facebook dan website forum VPQST. Keesokan harinya, aku pergi ke warnet dan membuka grup VPQST di Facebook. Aku join grup tersebut dan langsung mencari tahu tentang wanita itu. Namun, kemudian aku pikir agak susah jika mencari tahu lewat grup itu. Lalu, aku berinisiatif untuk mencari tahu lewat website forum VPQST saja. Dan benar saja, di forum itu terdapat thread yang  berjudul “GJUI 2011” yang isinya mengenai kegiatan promosi VPQST selama di GJUI. Selain itu, di thread tersebut juga tertulis yang intinya bahwa foto-foto yang diambil oleh VPQST selama di GJUI akan di-upload di akun Facebook si pembuat thread. Aku senang sekali karena aku akan melihat fotoku di sana. Kemudian, aku lihat nama dari pembuat thread yang aku pikir bahwa dia adalah wanita yang memfotoku dan Anji pada waktu itu. Namanya adalah Gyo. Aku cukup senang karena sudah mengetahui namanya. Lalu, aku membalas thread itu dengan isi pesan yang memberi tahu bahwa aku adalah salah satu orang yang difoto oleh anggota VPQST pada saat GJUI kemarin. Tidak lupa juga aku meminta alamat Facebook-nya untuk melihat fotoku di sana. Aku berharap ia membalas thread itu. Sangat berharap.
         
          Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan pun berganti bulan, namun Gyo tak kunjung membalas thread itu. Di website forum tersebut pun tidak ada thread baru yang muncul setelah thread "GJUI 2011" yang dibuat oleh Gyo. Bahkan, sekadar komentar dari anggota forum yang lainnya pun tidak ada. Sepertinya anggota-anggota di forum tersebut sudah tidak ada yang aktif lagi. Forum tersebut seakan-akan sudah mati, sepi sekali. Aku putus asa. Mungkin aku memang tidak dapat mengetahui siapa Gyo lebih jauh, pikirku. Lagipula, ia juga belum tentu adalah wanita yang memfotoku saat di GJUI waktu itu. Hal ini lantas membuat aku perlahan-lahan mulai melupakannya. Bukan hanya karena hal tersebut saja yang membuatku demikian, tetapi juga karena aku sedang disibukkan dengan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari kampusku yang dilakukan selama kurang lebih dua bulan. Kegiatan ini cukup menyita pikiranku dan membuat pikiranku mengenai Gyo perlahan-lahan menghilang. Hingga akhirnya waktu pun beranjak menuju bulan suci Ramadhan. Aku sudah melupakan tentang dirinya.

Rabu, 03 Oktober 2012

06. Pertemuan yang Tidak Terjadi Kembali


Aku dan Anji kembali melanjutkan menjelajah ke area GJUI yang lain dengan tujuan untuk melihat bermacam-macam stand yang menarik, menikmati pertunjukan budaya Jepang, hunting para cosplayer, menikmati performance band-band j-indo (band Indonesia yang meng-cover lagu-lagu dari band Jepang), dan lain-lain.  Saat sedang hunting cosplayer untuk difoto, kami bertemu dengan teman Anji yang merupakan seorang cosplayer. Anji kemudian mengobrol sebentar dengan temannya tersebut. Lalu, aku dan Anji beserta temannya tersebut beranjak dari tempat di mana kami bertemu untuk selanjutnya duduk di bawah pepohonan, beralaskan rumput. Hal ini kumanfaatkan untuk beristirahat sekaligus memulihkan tenaga setelah sedikit lelah karena berjalan-jalan di area GJUI. Sementara Anji sedang asyik mengobrol dengan temannya, aku melihat kembali flyer VPQST yang diberikan oleh wanita tadi. Aku termenung. Masih terbayang-bayang momen yang aku rasakan beberapa saat lalu itu. Aku ingin bertemu dengan wanita itu lagi. Wajahnya masih terbayang-bayang dalam pikiranku. Lalu, kuperhatikan pada flyer itu tertulis alamat grup VPQST di Facebook dan website forum VPQST. Hal ini bisa menjadi caraku untuk bertemu atau mungkin hanya mengetahui nama wanita itu, pikirku.

         Waktu berlanjut malam, dan Anji pun minta izin untuk pulang duluan. Sebenarnya aku agak keberatan untuk mengizinkan ia pulang duluan. Hal ini karena jika ia pulang, maka aku akan sendirian di GJUI. Sedangkan, aku berencana untuk berada di GJUI sampai acara selesai, yaitu sekitar pukul 9 malam. Namun, aku juga kasihan dengan Anji jika aku melarangnya pulang dan memaksanya untuk berada di GJUI sampai sekitar pukul 9 malam, mengingat rumahnya jauh  dari UI. Akhirnya, aku pun tidak bisa melarangnya. Anji pulang duluan, dan aku sendirian lagi di tengah keramaian pengunjung GJUI.

          Aku berjalan menyusuri area GJUI dengan jaketku yang mirip dengan gakuran beserta pin V.P.Q yang masih aku kenakan. Aku masih mengenakan pin V.P.Q dengan tujuan agar wanita yang memberikanku flyer saat tadi sore itu melihat pin yang aku kenakan tersebut dan datang kembali menemuiku. Ya, saat sendiri di tengah keramaian seperti ini, aku ingin sekali bertemu dengannya, bersama dengannya di GJUI ini. Dengan sabar dan penuh harap, aku berputar-putar menelusuri area GJUI yang penuh sesak dengan pengunjung, berharap untuk bertemu dengannya sekali lagi. Sekali-kali aku berdiri di depan panggung untuk menyaksikan performance band j-indo. Dan, masih berharap pula untuk bertemu dengannya, atau ia yang melihatku dan menghampiriku. Waktu pun berlalu, dan akhirnya puncak acara pun tiba dengan pertunjukan tarian Bon Odori yang dilakukan bersama-sama dengan para pengunjung yang berminat untuk ikut serta melakukan tarian tersebut. Aku berpikir bahwa mungkin inilah kesempatan terakhirku untuk bertemu dengan wanita itu pada GJUI ini. Dengan begitu, aku pun ikut berpartisipasi dalam acara Bon Odori tersebut. Namun, kenyataan berkata lain. Sampai acara GJUI selesai pun aku tidak bertemu dengannya. Aku pulang dengan perasaan sedikit kecewa.


Sabtu, 29 September 2012

05. Cinta pada Pandangan Pertama

Wanita itu tersenyum kecil saat memberikan flyer itu kepada aku dan Anji. Ia terlihat lebih cantik saat tersenyum, walaupun hanya senyum kecil seperti itu. Aku tidak tahu mengapa, aku merasa sangat senang. Mungkin, alasan yang pertama adalah karena ini menyangkut dengan band Jepang terfavoritku (V.P.Q). Kedua, karena ini menyangkut dengan VPQST. Aku akui, aku kagum dengan VPQST dari saat pertama kali melihatnya di GJUI 2009 lalu. Hal ini karena di dunia maya terdapat beberapa perkumpulan penggemar V.P.Q atau komunitas (fanbase) V.P.Q, namun tidak ada yang benar-benar ada tindak-tanduknya di dunia nyata seperti VPQST. Terlebih lagi, belakangan kemudian aku tahu bahwa VPQST bukanlah sebuah fanbase, tetapi merupakan sebuah street team. Dan, alasan yang ketiga adalah karena wanita yang memfotoku itu. Aku tidak dapat membohongi perasaanku. Aku tertarik padanya, wanita cantik yang ada di hadapanku ini. Kurasakan adanya getaran lain di dalam hatiku.  Sepertinya, detik ini, aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
         
Flyer sudah di tangan kami, dan itu artinya tugas ia pun sudah selesai. Ia tidak berbicara apa-apa, sama seperti tadi ketika ia memberikan flyer disertai dengan senyumannya. Aku dan Anji pun tidak bertanya apa-apa padanya. Beberapa saat kemudian, ia dan teman prianya pergi dari hadapan kami, masih tanpa berbicara apa-apa. Aku hanya bisa terdiam sesaat. Padahal di dalam hati ini, aku ingin sekali berkenalan dan mengobrol dengannya. Aku ingin bertanya bagaimana caranya untuk bergabung dengan VPQST dan sebagainya. Selain itu, yang tidak kalah penting, tentunya aku juga ingin mengetahui namanya. Namun, semua itu tidak aku lakukan karena aku malu. Menghadapi wanita secantik ini membuat aku cukup grogi dan seakan-akan mulutku terasa berasa berat untuk berbicara sepatah kata pun. Hanya senyuman yang bisa aku keluarkan di hadapannya tadi. Ya, hanya senyuman.

Rabu, 26 September 2012

04. Memori Dua Tahun Lalu


Beberapa saat kemudian, wanita itu mengambil foto diriku dengan Anji. Kami tersenyum. Bagi Anji, difoto oleh orang lain (orang yang tidak dikenal) saat di j-fest seperti ini mungkin adalah hal yang sudah biasa. Hal ini karena Anji adalah seorang cosplayer yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia perjepangan. Dan tentunya, seorang cosplayer setidaknya pernah atau bahkan sering difoto maupun dimintai foto bareng oleh orang lain yang berada di j-fest tersebut. Tetapi, lain bagiku yang belum pernah ber-cosplay. Difoto seperti ini pada saat j-fest adalah momen yang sangat menyenangkan dan membanggakan bagiku karena biasanya akulah yang memfoto atau meminta foto bareng dengan para cosplayer. Ditambah lagi, adanya keberadaan wanita cantik yang memfoto kami ini. Oh, aku benar-benar mencintai momen ini.
         
          Proses pengambilan foto dilakukan dua kali. Aku tidak tahu kenapa, apakah hasil fotonya jelek atau blur atau apa. Tapi yang jelas, kami difoto lagi sesaat setelah pengambilan foto pertama dilakukan. Aku memasang pose dengan dua jari, yaitu jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf “V” atau biasa orang menyebutnya dengan pose “peace”. Selesai memfoto, ia memberikan aku dan Anji masing-masing sehelai flyer yang tercantum nama VPQST di dalamnya. Ternyata benar dugaanku tadi, ia adalah anggota VPQST. Hal ini juga sontak mengingatkanku pada GJUI 2009 lalu. Seketika pikiran bawah sadarku memunculkan memori dua tahun lalu itu. Saat itu, aku sedang berada di depan panggung, menyaksikan performance band L.L yang merupakan band yang meng-cover lagu-lagu dari band V.P.Q. Kemudian, tiba-tiba seseorang wanita datang menghampiriku dengan ramah dan memberikan flyer VPQST kepadaku. Aku tidak ingat lagi bagaimana rupa wanita tersebut. Yang aku sedikit ingat hanyalah pakaian yang ia kenakan. Kalau tidak salah ingat, saat itu wanita tersebut memakai semacam kimono atau yukata. Dan, hari ini seakan-akan momen itu terulang kembali, namun dalam keadaan yang berbeda.

Kamis, 20 September 2012

03. Sebuah Pertemuan


Pengunjung masih saja ramai atau bahkan lebih ramai dari sebelumnya. Terlihat di beberapa spot GJUI, pengunjung harus berdesak-desakan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya. Aku melihat suasana tersebut sambil menaiki tangga kecil untuk sampai di area utama. Hanya dengan menaiki sedikit anak tangga, aku dan Anji sampai dengan segera di area utama. Tiba-tiba, seorang pria datang menghampiriku dan Anji seperti mencegat. Lalu, di belakangnya menyusul seorang wanita. Pria itu dengan tergesa-gesa memberitahu kepada wanita itu untuk segera melakukan hal yang aku dan Anji belum ketahui. “Itu...itu!”, seperti itulah kata-kata yang aku ingat, yang pria itu ucapkan kepada wanita itu. Pria itu lalu menunjuk ke arahku dan Anji. Kami masih bingung, diam terpaku. Sejurus kemudian, wanita yang bertubuh langsing dan berkulit putih itu sudah berada di depan kami berdua. Aku amati wajahnya sesaat. Wajahnya seperti orang bule. Ia cantik. Tidak, ternyata ia lebih dari sekadar cantik. Ia… sangat cantik.

Wanita tersebut mengalungkan sebuah kamera SLR dan membawa beberapa lembar flyer. Tiba-tiba, aku merasa pernah melihat wanita-wanita dengan setelan seperti itu. Pikiran bawah sadarku mengatakan demikian. Kemudian, aku ingat, aku pernah melihat wanita-wanita dengan setelan seperti itu pada GJUI tahun 2009 lalu. Berdasarkan ingatanku tersebut, aku membuat kesimpulan sementara bahwa ia adalah anggota VPQST (V.P.Q Street Team). Dan, aku pikir, ia dan teman prianya tadi menghampiri aku dan Anji tentu saja karena ia melihat pin V.P.Q yang aku kenakan di jaket dan  melihat tulisan dan logo band V.P.Q di kaos Anji. Dengan demikian, mereka tahu bahwa aku dan Anji adalah fans dari V.P.Q juga.