Sabtu, 29 September 2012

05. Cinta pada Pandangan Pertama

Wanita itu tersenyum kecil saat memberikan flyer itu kepada aku dan Anji. Ia terlihat lebih cantik saat tersenyum, walaupun hanya senyum kecil seperti itu. Aku tidak tahu mengapa, aku merasa sangat senang. Mungkin, alasan yang pertama adalah karena ini menyangkut dengan band Jepang terfavoritku (V.P.Q). Kedua, karena ini menyangkut dengan VPQST. Aku akui, aku kagum dengan VPQST dari saat pertama kali melihatnya di GJUI 2009 lalu. Hal ini karena di dunia maya terdapat beberapa perkumpulan penggemar V.P.Q atau komunitas (fanbase) V.P.Q, namun tidak ada yang benar-benar ada tindak-tanduknya di dunia nyata seperti VPQST. Terlebih lagi, belakangan kemudian aku tahu bahwa VPQST bukanlah sebuah fanbase, tetapi merupakan sebuah street team. Dan, alasan yang ketiga adalah karena wanita yang memfotoku itu. Aku tidak dapat membohongi perasaanku. Aku tertarik padanya, wanita cantik yang ada di hadapanku ini. Kurasakan adanya getaran lain di dalam hatiku.  Sepertinya, detik ini, aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
         
Flyer sudah di tangan kami, dan itu artinya tugas ia pun sudah selesai. Ia tidak berbicara apa-apa, sama seperti tadi ketika ia memberikan flyer disertai dengan senyumannya. Aku dan Anji pun tidak bertanya apa-apa padanya. Beberapa saat kemudian, ia dan teman prianya pergi dari hadapan kami, masih tanpa berbicara apa-apa. Aku hanya bisa terdiam sesaat. Padahal di dalam hati ini, aku ingin sekali berkenalan dan mengobrol dengannya. Aku ingin bertanya bagaimana caranya untuk bergabung dengan VPQST dan sebagainya. Selain itu, yang tidak kalah penting, tentunya aku juga ingin mengetahui namanya. Namun, semua itu tidak aku lakukan karena aku malu. Menghadapi wanita secantik ini membuat aku cukup grogi dan seakan-akan mulutku terasa berasa berat untuk berbicara sepatah kata pun. Hanya senyuman yang bisa aku keluarkan di hadapannya tadi. Ya, hanya senyuman.

Rabu, 26 September 2012

04. Memori Dua Tahun Lalu


Beberapa saat kemudian, wanita itu mengambil foto diriku dengan Anji. Kami tersenyum. Bagi Anji, difoto oleh orang lain (orang yang tidak dikenal) saat di j-fest seperti ini mungkin adalah hal yang sudah biasa. Hal ini karena Anji adalah seorang cosplayer yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia perjepangan. Dan tentunya, seorang cosplayer setidaknya pernah atau bahkan sering difoto maupun dimintai foto bareng oleh orang lain yang berada di j-fest tersebut. Tetapi, lain bagiku yang belum pernah ber-cosplay. Difoto seperti ini pada saat j-fest adalah momen yang sangat menyenangkan dan membanggakan bagiku karena biasanya akulah yang memfoto atau meminta foto bareng dengan para cosplayer. Ditambah lagi, adanya keberadaan wanita cantik yang memfoto kami ini. Oh, aku benar-benar mencintai momen ini.
         
          Proses pengambilan foto dilakukan dua kali. Aku tidak tahu kenapa, apakah hasil fotonya jelek atau blur atau apa. Tapi yang jelas, kami difoto lagi sesaat setelah pengambilan foto pertama dilakukan. Aku memasang pose dengan dua jari, yaitu jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf “V” atau biasa orang menyebutnya dengan pose “peace”. Selesai memfoto, ia memberikan aku dan Anji masing-masing sehelai flyer yang tercantum nama VPQST di dalamnya. Ternyata benar dugaanku tadi, ia adalah anggota VPQST. Hal ini juga sontak mengingatkanku pada GJUI 2009 lalu. Seketika pikiran bawah sadarku memunculkan memori dua tahun lalu itu. Saat itu, aku sedang berada di depan panggung, menyaksikan performance band L.L yang merupakan band yang meng-cover lagu-lagu dari band V.P.Q. Kemudian, tiba-tiba seseorang wanita datang menghampiriku dengan ramah dan memberikan flyer VPQST kepadaku. Aku tidak ingat lagi bagaimana rupa wanita tersebut. Yang aku sedikit ingat hanyalah pakaian yang ia kenakan. Kalau tidak salah ingat, saat itu wanita tersebut memakai semacam kimono atau yukata. Dan, hari ini seakan-akan momen itu terulang kembali, namun dalam keadaan yang berbeda.

Kamis, 20 September 2012

03. Sebuah Pertemuan


Pengunjung masih saja ramai atau bahkan lebih ramai dari sebelumnya. Terlihat di beberapa spot GJUI, pengunjung harus berdesak-desakan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya. Aku melihat suasana tersebut sambil menaiki tangga kecil untuk sampai di area utama. Hanya dengan menaiki sedikit anak tangga, aku dan Anji sampai dengan segera di area utama. Tiba-tiba, seorang pria datang menghampiriku dan Anji seperti mencegat. Lalu, di belakangnya menyusul seorang wanita. Pria itu dengan tergesa-gesa memberitahu kepada wanita itu untuk segera melakukan hal yang aku dan Anji belum ketahui. “Itu...itu!”, seperti itulah kata-kata yang aku ingat, yang pria itu ucapkan kepada wanita itu. Pria itu lalu menunjuk ke arahku dan Anji. Kami masih bingung, diam terpaku. Sejurus kemudian, wanita yang bertubuh langsing dan berkulit putih itu sudah berada di depan kami berdua. Aku amati wajahnya sesaat. Wajahnya seperti orang bule. Ia cantik. Tidak, ternyata ia lebih dari sekadar cantik. Ia… sangat cantik.

Wanita tersebut mengalungkan sebuah kamera SLR dan membawa beberapa lembar flyer. Tiba-tiba, aku merasa pernah melihat wanita-wanita dengan setelan seperti itu. Pikiran bawah sadarku mengatakan demikian. Kemudian, aku ingat, aku pernah melihat wanita-wanita dengan setelan seperti itu pada GJUI tahun 2009 lalu. Berdasarkan ingatanku tersebut, aku membuat kesimpulan sementara bahwa ia adalah anggota VPQST (V.P.Q Street Team). Dan, aku pikir, ia dan teman prianya tadi menghampiri aku dan Anji tentu saja karena ia melihat pin V.P.Q yang aku kenakan di jaket dan  melihat tulisan dan logo band V.P.Q di kaos Anji. Dengan demikian, mereka tahu bahwa aku dan Anji adalah fans dari V.P.Q juga.

Rabu, 19 September 2012

02. Gelar Jepang Universitas Indonesia (GJUI)



Hari itu, aku pergi ke j-fest (Japan/Japanese festival) GJUI (Gelar Jepang Universitas Indonesia) sendirian. Teman-temanku  dari Bekasi yang biasa bersama denganku saat di j-fest tidak datang. Aku datang sendirian seperti orang bodoh, tengok kanan-kiri, kesepian di antara keramaian pengunjung GJUI. Untunglah kemudian aku bertemu dengan teman SMA-ku dulu yang suka datang ke j-fest juga. Kami mengobrol sebentar, lalu berpisah. Aku tidak enak mengobrol terlalu lama dengannya karena ia bersama dengan teman-teman kampusnya. Aku takut mengganggu. Namun, untungnya setelah beberapa menit kemudian, aku bertemu dengan temanku yang lain di sana. Dia adalah Anji, orang yang dulu secara tidak langsung meng-influence-ku akan band dari Jepang bernama V.P.Q. Di kaosnya yang sedang ia pakai sekarang pun terpampang tulisan dan logo V.P.Q, Aku takjub melihatnya, secara V.P.Q adalah band Jepang terfavoritku. Kami lalu mengobrol beberapa saat. Kemudian, aku putuskan untuk bersama dengan Anji selama di GJUI. Daripada aku sendirian di sana, tentu lebih baik aku bersama teman.

Waktu menjelang sore hari. Aku memutuskan untuk memakai jaketku yang seperti gakuran (seragam sekolah di Jepang). Kebetulan, Anji sakit perut dan memintaku untuk mengantarnya ke toilet di dekat area GJUI. Hal ini bisa aku manfaatkan untuk berganti kostum pula di toilet, pikirku. Lalu, aku pun mengantarnya ke toilet. Jarak toilet tersebut tidak terlalu jauh. Hanya sekitar dua menit, kami telah sampai di toilet yang dituju. Anji pun segera masuk ke toilet tersebut. Sementara ia sibuk membuang hajatnya, aku berganti kostum di depan pintu toilet. Tidak lupa, aku sematkan juga pin V.P.Q berukuran besar di bagian dada kiri jaketku.  Beberapa menit kemudian, Anji keluar dari toilet, dan kami pun segera beranjak ke area utama GJUI lagi.

01. Wanita yang Akan...



Sehelai Flyer



Minggu, 26 Juni 2011, UI, aku tidak membayangkan sama sekali jika pada hari itu aku akan bertemu dengan seseorang yang akan memenuhi pikiran dan perasaanku untuk hari-hari ke depan. Wanita yang akan membuatku merasakan indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Wanita yang akan menyita alam pikiran sadar dan bawah sadarku untuk memikirkannya, terus-menerus. Wanita yang akan membuatku terdiam melamun di saat aku berada di dalam kesepian maupun keramaian. Wanita yang akan selalu kutunggu kehadirannya pada setiap kesempatan. Wanita yang akan memaksaku merasakan kegalauan yang berkepanjangan. Wanita yang akan membuatku menitikkan air mata di saat sebelum aku jatuh tertidur, saat aku mendengarkan lagu favoritku sambil melihat foto dirinya. Dan tentunya, wanita yang membuatku ingin menulis kisah ini dan membaginya kepada siapapun. Dia adalah wanita yang mampu membuat aku jatuh cinta yang belum pernah aku rasakan sedalam ini sebelumnya. Ya, aku benar-benar telah jatuh cinta.